29.9.09

Perubahan Sikap dan Pengaruh Sosial

PERUBAHN SIKAP DAN PENGARUH SOSIAL
Studi sikap dan perubahannya dilakukan pada awal 1920 dan 1930 an. Para peneliti pada waktu itu tertarik pada tingkat perbedaan sikap yang terjadi oleh perbedaan kelompok ( sebagai contoh, berbagai sikap terhadap Spanish Civil War yang dilakukan oleh para konservatif dan liberal) dan pengaruh yg muncul oleh media komunikasi yang diukur dengan berbagai tanggapan terhadap berbagai pertanyaan yang diukur dengan skala sikap (pengaruh surat kabar, pamplet, gambar-gambar gerak dalam berbagai opini). Kebanyakan para peneliti pada saat ini ( seperti Sherif & Hovland, 1961) mencatat bahwa sedikit yang behubungan dengan proses psikologis yang terdapat pada ekpresi sikap secara individual dan pola kondisi-kondisi stimulus yang menunjukan perubahan. Semenjak tahun 1930 an nampak peningkatan yang berkenaan dengan proses psikologis pada sikap dan modifikasinya.
Komunikasi Satu Arah versus Komunikasi Dua Arah
Peran apakah yang menarik pada organisasi argumen dalam berbagai persuasive yang effektif?
Dalam berbagai eksperimen mengenai komunikasi masa, banyaknya laporan studi pada waktu perang, Hoveland, Lumsdaine, and Sheffield (1949) meneliti bukti-bukti yang mendukung pada berbagai thesis komunikasi, hal ini lebih effektif dipresentasikan oleh bahan-bahan tertentu yang mendukung isu-isu atau berbagai argumen-argumen yang bertentangan dengan hal tersebut.
Para peneliti tersebut mempresentasikan dua kelompok eksperimental komunikasi yang terdiri 214 tentara dan kelompok pengendali (control group) yang terdiri dari 197 tentara apa yang terjadi pada Jepang ketika awal berakhirnya perang setelah German menyerah pada tahun 1945. Semua tentara diuji berkali-kali sebelum terjadinya komunikasi atau berita yang meyakinkan apakah Jepang akan menyerah. Satu kelompok eksperimental diberikan limapuluh menit untuk mengungkapkan apa yang dipresentasikan hanya pada berbagai argumen yang mendukung suatu pemikiran bahwa perang Jepang akan berlangsung lama : paparan tersebut termasuk berbagai materi-materi faktual yang menekankan kekuatan Jepang. Kelompok eksperimental lainnya diberikan sebuat berita atau komunikasi yang memuat materi yang sama plus tambahan empat menit informasi, diberikan dalam sebuah presentasi, yang menekankan keuntungan Amerika dan kelemahan Jepang.
Hipotesa para peneliti terhadap para tentara yang telah diuji hanya argumen satu arah yang menyangsikan sebuah paparan yang gagal pada argumen-argumen yang bertentangan dan akan distimulus terhadap posisi dirinya sendiri secara berulang-ulang dan mencari cara-cara baru yang mendukungnya. Setelah pemaparan materi, para tentara diuji lagi dengan keyakinan mengenai kemungkinan Jepang bertahan lama dalam peperangan, dan mengukur perubahan sebelum dan sesudah presentasi dihitung. Efektivitas program dievaluasi dengan membandingkan rata-rata perubahan pada setiap kelompok eksperimental dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada kelompok pengendali (control group) yang tidak mendengarkan komunikasi atau berita namun jarang diberikan “sebelum” dan “sesudah” pengukuran sikap pada waktu yang sama terhadap kelompok eksperimental.
Kedua program eksperimental telah ditemukan sesuatu yang sangat efektif yg menghasilkan perubahan pada opini manusia, namum pada program yang lainya terjadi hal yang sangat menguntungkan bagi keseluruhan audien. Tergantung pada posisi seorang pendengar, bagaimanapun juga, effek jaringan berbeda dengan dua cara dalan merepresentasikan bahan-bahan. Program tersebut memberikan dua arah lebih efektif bagi orang-orang terutama yang berlawanan dengan posisi yang dianjurkan, karena program tersebut memberikan gambar satu arah yang lebih effektif bagi orang-orang yang lebih menyukainya.
Para peneliti juga mengharapkan secara jelas bahwa komunikasi satu arah kurang effektif bagi orang-orang yang terlatih, dan orang-orang tersbut akan lebih menyukai argumen-argumen yang pasti yang nampak mengambil faktor-faktor yang terukur. Orang-orang yang kurang terlatih, dilain pihak, dengan skill yang tidak berkembang dalam pemikiran yang kritis, mungkin lebih kuat dalam argument satu arah, tanpa berpikir objeksi. Harapan tersebut dibuktikan : program yang dipresentasikan dengan kedua arah lebih efektif pada orang-orang yang berpendidikan lebih baik, dan program yang dipresentasikan satua arah lebih effektif pada orang-orang yang kurang terdidik atau terlatih.
Ringkasan dari kedua eksperimen tersebut, Hovland, Janis, and Kelley (1953, p. 110) menyimpulkan bahwa komunikasi dua arah lebih efektif ketika komunikasi berjalan dalam kurun waktu yang lama, audien diungkapkan dalam counterpropaganda berikutnya atau sewaktu-waktu, para audien sangat menolak pada posisi yang dianjurkan oleh seorang komunikator.
Kesimpulan selanjutanya mengenai keefektivitasn relatif komunikasi satu arah dan dua arah diperluas oleh para peneliti ( Thistlethwaite & Kamenetsky, 1955). Perubahan sikap cenderung lebih nampak pada subjek-subjek tersebut yang menyeluruh dari kesimpulan seorang komunikator sangat dipengaruhi atau kurang sama sekali terhadap reaksi komunikasi.

Efek Mengungkapkan Kesimpulan

Bagaimanapun juga kesimpulan harus dinyatakan secara meyakinkan dalam sebuah komunikasi persuasif yang merupakan suatu pertanyaan yg sudah lama diargumentasikan oleg para propaganda, pendidik, dan para pembicara umum. Hal ini apakah lebih effektif untuk memberikan kebebasan pada seorang audien untuk memaparkan kesimpulannya sendiri, atau lebih baik membuat kesimpulan secara implisit? Jika kita berasumsi secara tidak langsung menganggap lebih effektif atau keputusan tersebut lebih effektif ketika dengan bebas tercapai, kita mungkin mengharapkan sebuah presentasi dari suatu kesimpulan yang implisit yang lebih kuat. Namun sebagian orang, terutama yang kurang cerdas, akan terjadi kesalahan penyimpulan yang terutama dibuat tidak dinyatakan secara eksplisit.
Hovland and Mandell (1952) merancang sebuah eksperimen untuk mempelajari permasalahan ini secara sistematis. Mereka membandingkan dua tipe komunikasi yang identik dengan tanggapan pada salah satu bentuk komunikasi tersebut : pertama, komunikatir menguraikan kesimpulannya diakhir, dan yang kedua, kesimpulan diserahkan pada audien.
- Mengemukakan sebuah kesimpulan dalam setiap pesat terbukti akan lebih effektif dalam merubah pendapat mereka yang berpendidikan rendeh daripada mereka yang berpendidikan tinggi.
- Pada umumnya meskipun penelitian telah digunakn untuk memperkuat penelitian sebelumnya.
- Pada umumnya, kita boleh menyatakan bahasa komunikasi persuasif yang menyugunhkan kerumitan dan akan lebih effekltif bilamana kesimpulan dikemukakan.
- Perkembangan satu dengan yang lainnya tergantung pada kondisi yang mana komunikasi itu dilakukan, termauk tipe komunikasi tersebut.
- Komitment umum adalah faktor penting dalam pengaruh umum dan khusus.
- Subjek kepentingan
- Perhatian pada isi keseluruhan komunikasi, pemahaman pesan komunikasi, mengungkapkan kesimpulan

1 komentar:

  1. assalamualaikum,
    tulisan menarik kang osa,
    ga bisa komen banyak ah..
    trims untuk inputnya di gmail saya tempo lalu.
    salam
    neng rara

    BalasHapus